Rabu, 22 Juni 2011

Sahabat?

Video ini sangat mengartikan keberadaan ku, aku merasa memiliki kawan. Kawan yang selalu ku nantikan, kawan yang selalu ku harapkan untuk berbagi. Jujur sebenarnya ku pun tak percaya dengan konsep adanya kawan yang terjalin dalam persahabatan. Menurutku itu semua bagaikan bualan, lelucon yang tak berarti. Tapi entah ya mungkin ku termakan omongan ku sendiri, tapi mereka membuat ku berfikir kemabali. Kenapa aku tak punya sahabat? Kenapa aku tak punya teman untuk berbagi? Aku membutuhkan kalian.. Mungkin karna sedari dulu telah di tanamkan kepadaku sebuah pemahaman dari orang tua ku bahwa di dunia ini gak ada yang namanya sahabat yang ada hanya keluarga. Sungguh mengerikan. Aku yakin pasti orangtuaku memmiliki luka batin yang mendalam tentang hal ini. Tapi kenapa kalian menanamkan itu kepaku? Aku sangat tersiksa dengan pemahaman ini.

Keirianku semakin memuncak ketika melihat teman-teman ku berkecengkrama bergerombol dengan para sahabatnya, sedangkan aku? hemm yasudahlah, yang penting aku masih bisa hidup -pikirku. Tapi kalo aku coba untuk mengingat kembali perjalanan hidup ku tentang sabahat, aku ingat memiliki beberapa sahabat tapi ternyata mereka hanya singgah sebentar numpang minum, makan, tidur lalu pergi hahahaha.. Sungguh miris hidupku bila membahas tetang sabahat. Sudahlah tak usah ku bahas tohnya para sahabatku pasti aku muncul ketika mereka membutuhkan ku.

1 komentar:

  1. sahabat tetap rumah kita pulang dan berteduh sejenak. Beda mendasar antara sahabat dan keluarga terletak pada bagaimana kita menjadi diri kita sendiri.
    sahabat itu memungkinkan untuk menjadi diri sendiri, menjadi sebuah pribadi. dengan sahabat kau akan kembali menemukan siapa sebenarnya heylind, karena darinya (sahabat) adalah cermin yang cukup baik.
    sedang keluarga tidak akan mungkin bisa membuatmu menjadi the real Heylind sebelum kau menikah dan memiliki suami. tapi hanya keluarga yang bisa menerimamu apa adanya: kau yang sudah hancur, ata apa saja kekuranganmu.

    Lind, bersahabat itu adalah pelajaran pertama untuk saling memahami satu sama lain.
    lind, bersahabat itu mengingatkan kita - bila kita masih manusia - yang butuh untuk berkeluh kesah, bercerita, menangis, dan bersenang-senang, atau saling membantu.

    carilah sahabatmu sendiri - seusi versimu tentunya.

    BalasHapus