Kemarin aku tak sengaja bercampur dengan para pendiskusi. Mereka berdiskusi mengenai banyak hal, mulai dari tokoh, muhammadyah (mereka selalu mencemooh bila membicarakan ini), pramuka, sistem politik, hingga akhirnya membahas tetang media yang semakin lama mencoreng nama bangsanya sendiri dengan menyerang psikis rakyat indonesia.
Aku di beri gagasan oleh mereka untuk mencoba mengajukan kurikulum baru tetang hal itu di jurusan ku, Psikologi. Jujur aku sangat tertarik karna ini menarik. Tapi yang aku fikirkan sekarang, apa aku sanggup? Aku hanyalah pribadi yang malas, bahkan sewaktu mereka berdiskusi pun tak satu katapun keluar dari mulut ku, bagaikan patung tak bermulut. Aku hanyalah pribadi yg bodoh yang masih membutuhkan banyak pembelajaran. Lalu kenapa mereka sangat antusias memberikan gagasan itu ke padaku? Apa mereka hanya sekedar berbicara saja lalu terlupakan bagaikan gundukan pasir yg habis tersapu angin? Atau mungkin saja karna ketidak sengajaan keberadaanku disana?
Bila emg iya seperti itu, ya tak apalah.. Setidaknya setelah kejadian itu, membuatku berfikir keras tetang apa yg harus ku lakukan untuk mewujudkannya. Ini mungkin bisa menjadi suatu gebrakan baru dalam hidupku. Sebenarnya aku agak sedikit lupa dengan pembahasan mereka, aku hanya tau inti dari pembahasan karna otak ku saat itu sudah cukup penat dengan bau rokoknya sangat berat, persetan dengan rokok kali jagat itu! Huh!
Aku coba berfikir hal ini pastinya terkait dengan kognisi, tapi apa lagi selanjutnya? Otak?? Apa iya otak?? Sereblum?? Apa si otak kecil ini juga ikut andil?? Sampai di titik ini aku mulai putus asa! Apa yg harus aku bahas? Aspek apa????!! Oh shit! Baru hal seperti ini saja otakku mulai panas.
mereka yang gagal adalah yang tidak pernah mencoba. diskusi itu siap diputar kembali. tidak ada salahnya mengulangi diskusi itu, kalau perlu di catat.
BalasHapuskenapa harus kamu? karena kita (SM) sudah menganggapmu bagian dari kami.
belajar terus, jangan nyerah.
hehe iya mas, tapi masih takut buat diskusi, baru berani dengerin doang haha
BalasHapusjgn takut. udah jinak kok
BalasHapus